Sabtu, 31 Maret 2007

Ciuman maut

Bacaan: Lukas 22:47-53

Dalam periode pengangkapan Yesus yang begitu menggentarkan hati, kita belajar 3 kebodohan besar dalam melayani Tuhan:

1. Emosi yang tidak stabil.
Seorang murid Yesus melakukan hal itu, dia menghunus pedang dan menebas telinga salah satu hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Ini adalah emosi seorang pelayan yang tidak terkontrol, tidak stabil, bertindak tidak seturut dengan keinginan Tuhan Yesus.

2. Penyalahgunaan wewenang.
Imam Besar yang merupakan wakil Allah dibumi ini menggunakan pedang dan pentung untuk menangkap Yesus. Ia mengajak serta kepala-kepala bait Allah dan tua-tua untuk menangkap Yesus. Iri hati yang begitu memuncak membuatnya berani melakukan tindakan rendah yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang Imam Besar.

3. Ciuman maut.
Ciuman dalam tradisi jaman itu adalah tanda persaudaraan. Hati Yudas yang sudah dipenuhi oleh iblis membuatnya menghianati Yesus dengan ciuman kasih persaudaraan.
Ini menjijikkan dan memuakkan sekali.

Apa perbedaan penting dari 3 hal diatas?

2 hal pertama adalah tindakan tidak benar murid dan pelayan Allah yang seharusnya menjadi teladan hidup bagi orang banyak. Tindakan murid Yesus dan Imam Besar langsung kelihatan kesalahannya serta dosa yang dilakukan.

1 hal terakhir adalah tindakan benar didepan orang banyak dengan maksud tidak benar, ini mengerikan. Tindakan ini tidak bisa dibaca oleh orang banyak, karena itu murid Yesus tidak menebas telinga Yudas. Namun Yesus mengetahuiNya.

Ciuman maut adalah ciuman kasih yang membawa maut.

Saya takut sekali akan hal ini.

Oh..., Tuhan Yesus..., tolonglah hambaMu ini. Jangan biarkan hambaMu terlihat baik di depan orang banyak serta mengelabui mereka dengan tindakan baik hambaMu ini dalam melayani Engkau. Namun sebenarnya hambaMu seperti sedang menyalibkan Engkau yang kedua kali.

Murnikanlah motivasi hambaMu ini semurni emas yang Engkau bakar dalam kobaran api kesulitan, Amen.

Jumat, 30 Maret 2007

Kunci kemenangan dalam pencobaan

Bacaan: Lukas 22:39-46,

Yesus dan murid-murid sudah mulai mendekati saat-saat kritis dunia ini. Karena saat puncak penebusan itu sudah mulai tiba.

Kondisi di taman Getsemani itu merupakan kunci sikap dan tindakan mereka di kemudian hari.

Saat itu Yesus sungguh-sungguh bergumul. Dia sengaja menjauh, karena ini adalah pergumulan doa yang khusus, tidak sama seperti sebelum-sebelumnya, itu sebabnya murid-murid diminta berdoa terpisah dariNya.

Yesus sendiri berdoa dengan penuh kegentaran, karena dahsyatnya jalan salib yang akan dilaluiNya. Sampai-sampai cucuran keringatNya menetes seperti tetesan darah. Namun dalam doaNya jelas terucapkan: "...... tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi".

Doa artinya: bukanlah kehendakku, melainkan kehendakMu. Itu adalah intisari doa dan master kunci untuk mengerti prinsip-prinsip doa diseluruh bagian alkitab lainnya.

Apakah yang terjadi pada murid-murid? Mereka tertidur. Mereka tidak berdoa supaya jangan jatuh dalam pencobaan.

Ini serupa dengan kondisi jaman sekarang ini. Banyak murid-murid Yesus yang sedang tertidur secara rohani. Tidak lagi aktif seperti dulu ketika masih jadi pengurus. Ada yang tertidur agak gelisah, namun juga ada yang sungguh-sungguh pulas dengan menikmati mimpi keindahan duniawi.

Tidak ada lagi pelayanan, tidak ada lagi perenungan firman, tidak ada lagi pergumulan rohani untuk terus berserah dalam tangan Tuhan. Sungguh-sungguh tertidur!!

Menyedihkan.....

Pertanyaan:
Kenapa ketika melewati jalan Salib, Yesus bisa taat kehendak Bapa di sorga namun murid-murid tidak bisa taat dan melarikan diri?

Karena di Getsemani Yesus berdoa sedangkan murid-murid tertidur.

Kamis, 29 Maret 2007

Tampian Iblis

Bacaan: Lukas 22:31-38,

Apakah saudara aktif melayani Tuhan saat ini?
Kalau ya..., maka berhati-hatilah karena iblis siap menampi engkau.

Siapa kira-kira yang paling diincar iblis? Tentu 12 murid Yesus, karena mereka yang paling berbahaya bagi iblis.

Iblis akhirnya berhasil menampi Yudas Iskariot, juga hampir berhasil menampi si "batu karang" Simon Petrus dan juga murid-murid. Ini tercermin dari perkataan Yesus pada Petrus: "... jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu".

Pada jaman Yesus, tampi adalah alat dari garpu besar yang digunakan untuk menghambur-hamburkan bulir-bulir gandum ke udara, supaya tangkai-tangkai dan debu dihembuskan angin. Termasuk juga didalamnya bulir-bulir kosong.

Bulir gandum yang berisi penuh dan padat tidak akan tertampi keluar, karena punya bobot. Karena itu kita perlu memiliki bobot iman.

Bagaimana iman bisa punya bobot/berat? Iman adalah tumbuh dari "pendengaran Firman Tuhan".

Ketika Yesus berbicara pada Simon, maka sikap atau respon Simon terhadap ucapan Yesus akan menentukan masa depannya. Simon ternyata tidak "mendengarkan Yesus". Dia lebih mendengarkan kekuatannya sendiri.

Ini banyak terjadi pada murid-murid Yesus sekarang ini, mereka siap ditampi iblis, karena sudah tidak "mendengarkan Yesus".

Apa buktinya?
Banyak pengurus begitu giat melayani, namun setelah alumni sudah tidak terdengar lagi.

Kenapa bisa demikian?
Karena perlahan namun pasti mulai malas saat teduh dan malas berdoa. Tidak ada lagi waktu khusus berdua dengan Tuhan untuk mendengarkan Tuhan berbicara apa dalam hidupnya.

Dimanakah engkau saat ini berada?
Pulanglah......, pulanglah......, pulanglah......
Dengarlah suara Tuhan dan kembalilah padaNya.

Rabu, 28 Maret 2007

Pemimpin sejati adalah pengikut sejati

Bacaan: Lukas 22:24-33

Pemimpin sejati mempunyai syarat utama yaitu: harus mau dipimpin terlebih dahulu. Seorang guru harus mau menjadi seorang murid terlebih dahulu.

Menjadi murid artinya mengikuti teladan sang guru.

Yesus ketika di dunia melayani dan bahkan sampai mati di salib, namun ketika di sorga, Yesus menghakimi dunia.
Maka kitapun untuk menjadi murid sejati juga akan mengalami hal yang sama. Kita dibumi ini melayani dan di sorga duduk satu meja makan dengan Yesus dan ikut menghakimi.

Namun murid-murid Yesus sibuk memikirkan siapa yang akan menjadi tangan kanan Yesus dalam kerajaan Yesus, yang menurut mereka sebentar lagi akan terealisasi di bumi ini. Bahkan hingga terjadi pertengkaran diantara mereka.
Itu adalah pemikiran yang keliru dan ambisi liar para murid.

Mengapa demikian?

Karena mereka masih sulit untuk belajar melihat, mendengar serta melakukan apa yang Yesus lakukan. Meskipun mereka sudah bersama-sama dengan Yesus selama 3,5 tahun.

Ini menyedihkan sekali.

Ketika kita menjadi pemimpin di persekutuan, pemimpin kelompok kecil, pemimpin di gereja, kita memimpin anggota kita untuk melayani.

Seperti Kristus melayani dan Kristus mengajari kita muridNya untuk melayani, maka kita juga melakukan yang hal sama kepada murid-murid kita.

Paulus berkata: Ikutlah aku, sebagaimana aku mengikut Kristus.

Itu adalah pemimpin sejati.

Selasa, 27 Maret 2007

Paskah artinya peringatan pengorbanan Yesus

Bacaan: Lukas 22:14-23

Dalam perjanjian lama, paskah artinya peringatan atas karya penyelamatan Allah bagi Israel keluar dari perbudakan Mesir. Dan tulah terakhir mengharuskan mereka menyembelih domba dan menghapus darahnya didepan pintu agar dilalui/dilepaskan oleh malaikat maut sehingga anak sulung mereka tetap hidup.

Dalam perjanjian lama juga digambarkan, bahwa setiap pengampunan dosa harus ada darah yang tercurah: yaitu darah hewan.

Apakah darah binatang bisa menggantikan keselamatan manusia? Tentu tidak

Apakah adil, manusia yang berdosa dan binatang akhirnya yang dibunuh? Tidak adil

Bukankah keadilan Allah: Mata ganti mata, gigi ganti gigi? Betul sekali

Kalau begitu dimana keadilan Allah?

Sederhana, seluruh binatang yang mati itu melambangkan Yesus Kristus, dimana secara progresif (semakin lama semakin jelas) Alkitab menyatakannya.
Bagaimana mungkin manusia yang berdosa maka kambing, domba, burung yang mati. Itu tidak adil. Harus manusia yang menanggungnya.

Karena itulah Yesus Kristus memberitahukan tentang roti dan anggur yang melambangkan kematian tubuhNya serta darah yang tercurah.

Kristus harus mati sengsara dan darahNya harus tercurah untuk menebus dosa manusia.

Oh..., Tuhan Yesus. Ingatkan hambamu ini terus-menerus akan engkau yang mau mati dan darahMu yang tercurah bagiku untuk mengangkut seluruh dosa-dosaku.

Siapakah kami ini manusia sehingga Engkau mau mati bagi kami?

Oh..., Yesusku...., Engkau yang terindah dalam hidupku.

Senin, 26 Maret 2007

Kebijaksanaan artinya sesuai waktu Allah

Bacaan: Lukas 22:7-13

Yudas yang sudah bersepakat dengan pemimpin agama yahudi untuk membunuh Yesus tentu melihat bahwa paskah adalah momen yang tepat untuk membunuh Yesus (Lukas 22:2,6). Karena setiap orang memperingati paskah sendiri-sendiri.

Mengapa? Karena saat paskah orang banyak tidak mengikuti Yesus sehingga kalau ditangkap tidak akan membuat kericuhan yang bisa mengundang intervensi militer Roma.

Yesus melihat hal itu.
Tugas dan waktuNya di dunia belumlah tuntas, karena masih banyak hal penting yang harus diajarkanNya pada murid-murid, termasuk merayakan paskah terakhir.

Ini membuat Yesus secara sembunyi-sembunyi sudah mempersiapkan paskah yang tidak diketahui oleh banyak orang.

Apakah Yesus takut? Tidak
Mengapa sembunyi-sembunyi? Karena waktu yang ditetapkan belum tiba
Apakah ini perlu? Perlu sekali

Yesus melarikan diri? Ya
Apakah Yesus pengecut? Tidak, karena pada saat yang tepat, Yesus berkorban di salib dimana seluruh murid melarikan diri.

Itu adalah kebijaksanaan. Yesus menyesuaikan tindakan dan kewajibanNya dibumi seiring dengan waktu dan tugas yang telah ditetapkan oleh Bapa di sorga.
Yesus punya tugas didunia ini, maka missi utamaNya adalah menyelesaikan tugas itu.

Belajar dari Yesus maka kita mendapatkan 1 hal penting:
Tindakan kita didunia ini tidak tergantung pendapat orang lain ataupun keinginan diri sendiri, tetapi tergantung waktu yang tepat dari Allah.

Kebijaksanaan artinya saya berbuat dan bertindak sesuai dengan waktu Allah.

Minggu, 25 Maret 2007

Kekayaan seorang murid

Bacaan: Lukas 22:1-6 dan lihat juga Yoh.12:6.

Yudas Iskariot sebenarnya adalah orang yang paling berbahagia, karena dia berdekatan dan menjadi murid Yesus Kristus. Itu adalah pusaka dan harta sejati. Didunia ini hanya 12 orang terpilih untuk dididik langsung oleh Yesus dan salah satunya adalah Yudas.

Kekuatan orang kristen terletak pada Yesus Kristus dan bukanlah pada harta duniawi.

Namun Yudas melihat lain. Uang adalah kekuatan baginya dan sudah menjadi jerat baginya. Sejak awal Alkitab menuliskan, Yudas seorang pencuri uang perbendaharaan atau kas yang dipercayakan untuk ia pegang.

Hatinya yang sudah diikat oleh uang, dipakai Iblis untuk membunuh Yesus, sehingga dengan sadar Yudas menawarkan Yesus pada imam kepala dan ahli taurat dengan imbalan uang.

Ini menyedihkan sekali.

Yudas adalah gambaran banyak manusia kristen saat ini, termasuk juga gereja. Umat kristen dan gereja banyak melihat bahwa harta dan uang adalah kekuatan utama mereka. Sehingga akhirnya melupakan harta yang tak ternilai, rahasia kekuatan, pusaka yang berharga, yaitu Yesus Kristus. Bahkan juga mengabaikan serta mengubur pusaka itu.

Banyak murid Yesus saat ini yang lebih memilih kekayaan duniawi dari pada kekayaan iman.

Bagaimana merubahnya? Mulailah peka akan kemana arah hidupmu lalu....
Kembalilah...., kembalilah...., kembalilah.... kepada Allah.

Ambil keputusan yang tepat hari ini, itu akan berdampak besar pada hari-hari depanmu.

Sabtu, 24 Maret 2007

Berjaga-jaga dan berdoa

Bacaan: Lukas 21:34-38

Dalam perikop diatas, manusia terbagi dalam 2 bagian di bumi ini:

1. Manusia yang hatinya sarat dengan pesta pora, kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Ini dilarang oleh Allah.

Namun ada juga dalam bentuk lain, termasuk didalamnya perhatian lebih atas pekerjaan, pacar, rumah, mobil, keluarga, kegiatan sosial dll.
Apakah itu perlu? Perlu..., namun kalau berlebihan akan kehilangan arah dan bahkan salah arah.

Apa yang terjadi pada mereka? Semua itu menjadi "jerat" bagi hidup mereka. Artinya mereka terikat juga terbelenggu dan akan sulit melepaskan diri dari hal itu.

2. Manusia yang berjaga-jaga sambil berdoa. Berjaga-jaga dari apa? Dari hal-hal diatas. Bagaimana cara berjaga-jaga? Alkitab hanya menuliskan sambil berdoa.

Dalam berjaga-jaga ada 2 fokus utama:
1.Menolak hal-hal yang negatif; 2.Bersandar pada Allah. Anda mau yang mana?

Berjaga-jaga berarti memusatkan perhatian atau berkonsentrasi, sedangkan berdoa artinya mencari tahu Allah mau apa dalam hidup kita.
Kalau digabungkan: memusatkan perhatian atau konsentrasi atau arah hidup untuk mencari tahu apa rencana Allah dalam hidup kita.

Arahkan konsentrasi pada Rencana Allah, maka secara otomatis kita bisa menolak hal-hal yang negatif.

Ini yang terpenting.

Jumat, 23 Maret 2007

Pengharapan didalam badai kecemasan

Bacaan: Lukas 21:25-33

Ketika Tuhan Yesus akan datang untuk yang kedua kalinya, akan ada 2 kelompok manusia di muka bumi ini:

1. Kelompok yang hidup dalam badai kecemasan. Karena saat itu akan ada tanda pada matahari, bulan dan bintang, bahkan hanya melihat deru laut "tsunami" saja bangsa-bangsa akan takut dan bingung.

Kelompok ini bahkan ada yang akan mengalami kematian, bukan karena bencananya - namun hanya karena ketakutan akibat bencana tersebut.

2. Kelompok yang wajahnya penuh cahaya pengharapan. Mukanya dipenuhi senyum sukacita karena mengerti bahwa bencana itu tanda datangnya Sang Juruselamat, Penghakim dunia yang kekal, yaitu: Tuhan kita Yesus Kristus di dalam kekuasaan dan kemulianNya.

Kelompok ini sungguh menyadari bahwa tanda-tanda alam itu adalah tanda kesudahan "penderitaan" mereka, bukan awal penderitaan seperti yang dialami oleh bangsa-bangsa.

Mengapa mereka bisa penuh dengan sukacita didalam badai kesulitan?
Karena mempunyai iman yang sejati kepada Allah. Iman sejati itu bersifat stabil dan tidak tergoyangkan oleh apapun.

Lihatlah ikan dipermukaan, dipermainkan oleh gelombang air laut. Namun ikan yang berada di dasar laut dalam, begitu tenang dan stabil serta dapat berlari kesana kemari. Itulah kedalaman iman sejati.

Pertanyaan: Saudara berada di kelompok yang mana?

Kiranya dalam anugrah kasih Allah, saudara boleh membuat pilihan yang tepat dari saat ini.

Kamis, 22 Maret 2007

Penghancuran damai sejahtera

Bacaan: Lukas 21:20-24

Tahukan saudara bahwa Yerusalem berarti kota damai sejahtera?

Menarik sekali apa yang terjadi pada kota damai sejahtera ini.

Tahun 70 masehi, Jendral Titus pemimpin tentara romawi saat itu (mereka adalah bangsa yang tidak mengenal Allah) menggenapkan isi perikop diatas untuk menghancurkan Yerusalem dan bait suci kebanggaan Israel.

Menurut catatan Josephus: 97.000 orang terpenjara serta 1.100.000 orang terbunuh dalam masa penghancuran itu.

Allah adalah pelindung Bait Suci yang demikian megah di Yerusalem yang merupakan kota pertahanan dan kebanggaan Israel, kenapa Allah ijinkan untuk hancur?
Kenapa Allah tidak menopangnya?
Kenapa Allah begitu kejam membuang Israel?

Saya kurang mengerti mengapa.

Yang saya tahu adalah:
Allah tidak pernah membuang siapapun, namun Israel-lah yang selalu membuang Allah. Sejak zaman Perjanjian Lama hingga sampai Perjanjian Baru, nabi dan rasul utusan Allah selalu mereka tolak.

Allah adalah sumber damai sejahtera, menolak dan membuang Allah artinya menghancurkan damai sejahtera.

Rabu, 21 Maret 2007

Kesempatan dalam kesempitan

Bacaan Lukas 21:5-19, juga dalam I Petrus 4:12-19

Tuhan Yesus sudah menetapkan, bahwa kesulitan akan menghampiri gereja dan setiap orang percaya. Keluarga dan orang lain akan memusuhi, dimasukkan dalam penjara, dihadapkan ke penguasa-penguasa untuk diadili, bahkan beberapa akan dibunuh dan orang kristen akan dibenci karena nama Kristus.

Itu adalah kesempitan dan kesulitan hidup orang kristen yang sudah diperingatkan oleh Tuhan Yesus.

Bagaimana sikap orang kristen?

A. Menghindarinya dan berusaha untuk berbuat sebaik mungkin. Memikirkan segala strategi agar hal itu tidak terjadi dalam hidup orang kristen. Dengan strategi mengalah untuk kebaikan, toleransi yang tinggi dan lain sebagainya.

atau...,

B. Menerima hal itu sebagai panggilan umat kristiani untuk menderita demi nama Kristus.

Apa pilihan saudara?

Sederhana saja, pilihan kita sebaiknya tergantung dari Allah mau apa dalam hidup kita.
Gantungkan 100% hidup kita dalam tangan Allah, karena Allah tidak akan memisahkan kita dari kasihNya.

Ingatlah: segala hal itu menjadi peluang dan kesempatan bagi kita untuk bersaksi.

Penderitaan adalah peluang bagi kesaksian, aniaya dan sengsara adalah kesempatan untuk penginjilan. Penjara dan ruang pengadilan adalah pintu untuk menceritakan kasih Kristus dalam hidup kita.

Allah memasukkan kita dalam kesempitan karena disitu ada kesempatan.

Selasa, 20 Maret 2007

Persembahan artinya menyerahkan hidup

Bacaan: Lukas 21:1-4, juga Lukas 20:47.

Persembahan apakah yang disukai oleh Allah?

Pada zaman Yesus, peser adalah pecahan mata uang yang terkecil. Dan 2 peser adalah biaya terkecil untuk dapat melanjutkan hidup dan umumnya seorang janda tidak memiliki apa-apa karena hidup mereka "dimakan" oleh para Ahli Taurat.

Mempersembahkan 2 peser artinya menyerahkan hidup saya hari itu dan kelanjutan masa depan hidup saya dalam tangan Tuhan, itu adalah maknanya bagi sang Janda.

Mengapa demikian? Alkitab menuliskan: "... janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Memberi 2 peser menggambarkan memberikan "makan sang janda hari itu" pada Allah.

Pertanyaan bagi kita adalah: kalau tidak bisa makan, bagaimana bisa melanjutkan hidup? Apakah akan ada orang yang akan bermurah hati memberikan pekerjaan agar bisa dapatkan uang? Atau akan adakah tetangga yang akan memberikan makan hari itu? Atau....?

Jawabannya sederhana: sang janda tidak pusing memikirkan akan hal itu!

Jadi jelas sekali kenapa Tuhan Yesus menyukai persembahan sang janda dari pada persembahan orang kaya yang jauh berlipat kali lebih banyaknya.
Karena sang janda mempersembahkan hidupnya dan masa depannya kepada Allah.

Kesimpulan:
Persembahan sejati adalah menyerahkan hidupku yang terlihat ini dalam tangan Allah yang tidak terlihat.

Senin, 19 Maret 2007

Titik lemah pemimpin rohani

Sumber Lukas 20:41-47, dan baca juga Maz.110:1, Mat.9:27; 12:23.

Kesulitan terbesar pemimpin rohani adalah terjebak dalam kemunafikan kesalehan. Artinya ketika sedang menyembah Allah dan ketika sedang melayani Allah, saat itu juga sedang berbuat dosa.

Contoh kecil:
Ada seorang pemuda lagi jatuh cinta pada seorang gadis dalam sebuah persekutuan. Ketika pemuda tersebut ditunjuk menjadi MC, maka persiapannya luar biasa. Saat acara dimulai, ternyata sang gadis pujaan belum hadir yang menyebabkan sang pemuda menjadi kurang bersemangat. Namun ketika sang gadis pujaan akhirnya tiba, mendadak saja sang pemuda menjadi begitu bergairah dan memimpin acara kebaktian dengan panuh antusias.
Pertanyaannya: Untuk siapakah pemuda itu melayani?

Apa penyebabnya? Ada 2 hal utama yang mendasarinya:
1.Pemahaman yang keliru (tidak sempurna) tentang Firman Allah.
2.Motivasi dari dalam diri yang kurang benar.

Kalau digabungan prinsip-prinsip dari uraian diatas, maka akan didapatkan:
Pemahaman yang kurang benar atas Firman Allah akan mengakibatkan motivasi dari dalam diri yang kurang benar juga, sehingga seluruh proses pelayanan sebagai pelayan Tahta Allah itu juga menjadi tidak benar.

Ubah kesalahan pada hal-hal diatas, maka kita akan mempunyai kesempatan untuk melayani Allah dengan lebih baik lagi.

Minggu, 18 Maret 2007

Pernikahan, kematian dan hidup yang kekal

Interpretasi dari Lukas 20:27-40 ini sangatlah menarik. Ini berhubungan dengan Ul.25:5-10. Juga dengan Kej.3:7 serta Kej.4:1.

Pernikahan didunia tidaklah berlanjut ke sorga karena hal di sorga bukanlah mengenai pernikahan dan kematian, namun kehidupan yang kekal.

Pernikahan ada karena dalam lingkaran kematian. Ini juga sesuai dengan janji pernikahan, bahwa apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia kecuali oleh maut.

Maka setelah kebangkitan dan hidup yang kekal, tidak ada lagi kematian jadi tidak ada lagi ikatan pada pernikahan. Sebelum adam dan hawa jatuh dalam dosa, mereka tidak mengenal sex dan tidak ada pesetubuhan. Setelah jatuh dalam dosa, alkitab menuliskan mereka mempunyai keturunan.

Urusan di sorga adalah urusan kita sebagai anak-anak Allah, artinya hanya ada hubungan anak dan Bapa. Hubungan itu yang belangsung terus di sorga dan kita sangat menikmatinya, jadi bukan urusan hubungan penikahan lagi.

Apakah kita masih kenal satu sama lain? Pasti kenal.

Apakah kita masih ada keinginan sex lagi? Sudah tidak ada lagi.

Apakah ada iri, cemburu, dengki? Sudah tidak ada lagi.

Yang ada apa? Suatu hubungan yang terpuaskan karena kita bersama-sama dengan Allah, sehingga seluruh pemikiran kita hanya untuk menyembah dan memuji-muji Dia.

Sabtu, 17 Maret 2007

Saksi bisu yang berbicara

Hari ini, tanggal 17 Maret 2007, web blog ini lahir, tepatnya jam 22.53 WITA.

Saya sekarang berada di Bali. Web ini dibentuk untuk menuliskan segala ide dan pemikiran saya mengenai kekristenan. Sekaligus juga untuk mulai menuliskan segala renungan kekristenan yang saya pelajari.

Tidak ada salahnya-kan, untuk belajar alkitab (saat teduh) sambil menuangkannya dalam web ini. Bacaan Alkitab pada tulisan saya setiap hari mengikuti buku "Santapan Harian" yang diterbitkan oleh PPA (Persekutuan Pembaca Alkitab). Bacaan itu saya renungkan dan mengambil satu point penting serta mentafsirkannya sesuai dengan dasar teologi dari prinsip Alkitab yang saya miliki.

Saya adalah kaum awam, sehingga segala tafsiran dari tulisan ini kebanyakan adalah "kulakan" atau kutipan dari beberapa sumber. Saya berterima kasih atas guru saya yang mengajari saya melalui buku-bukunya, kkr, seminar yang diberikannya yaitu: Pdt. Dr. Stephen Tong, walaupun saya tidak pernah secara resmi belajar pada sekolah teologi yang beliau pimpin.

Maaf untuk rekan-rekan hamba Tuhan yang berguru pada tempat yang sama. Karena dasar teologi saya dimurnikan oleh beliau sehingga mungkin bisa menjadi "bahan tertawaan" karena terlalu sederhana. Terutama bagi mereka yang dididik langsung oleh pak Tong.

Setelah ada dasar itu, maka perkembangan teologi saya berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab yang saya alami dalam perkembangan hidup saya.

Saya bersyukur, beliau pernah menuliskan, kalau mau hidup tidak terbuang percuma, maka yang penting adalah mempunyai dasar yang benar.

Ketika saya dibentuk di kampus Fakultas Teknik Universitas Indonesia, teologi saya belumlah sempurna. Maka untuk belajar reformed teologi, saya harus mengalami 2 hal:
1. Meruntuhkan pondasi teologi saya yang pertama,
2. Membangun pondasi teologi yang benar.

Saya bersyukur, peruntuhan dan pembentukan pondasi teologia itu sudah terjadi dengan puncaknya saat saya berumur 23 tahun. Itu semua adalah anugrah Allah yang besar bagi saya.

Kiranya web blog ini menjadi saksi bisu yang berbicara bagi orang banyak dan berguna bagi perluasan Kerajaan Allah.

Soli Deo Gloria.