Senin, 30 April 2007

Keberanian yang bodoh

Bacaan: Yeremia 41:1-18

Yeremia telah menubuatkan Yerusalem untuk dihancurkan oleh Babel. Itu telah terlaksana.

Namun tetap ada kesempatan untuk tidak lebih hancur lagi, yaitu seperti permintaan Allah: Yehuda menalukkan diri dengan rela dibawah penjajahan Babel. Itu cara terbaik untuk tetap dipelihara Allah dimana dalam waktunya nanti akan dipulihkan secara total.

Tetapi sekali lagi, Ismael bin Netanya bin Elisama melakukan pembangkangan.

Dia tetap tidak terima dikalahkan oleh Babel. Dia tidak mau terima bahwa Allah membiarkan Yerusalem untuk dihancurkan. Dia mau maju dengan kemauan dirinya sendiri. Dia lebih mementingkan ambisi pribadi dibandingkan nubuatan Yeremia.

Apa yang dilakukan Ismael?
1. Membunuh Gedalya bin Ahikam, yaitu dia yang diangkat oleh raja Babel atas negeri itu.
2. Membunuh juga semua orang Yehuda serta orang Kasdim yaitu tentara Babel yang bersama-sama dengan Gedalya.
3. Membunuh tujuh puluh orang dari Silo dan Samaria yang mau bersembahyang di rumah TUHAN.
4. Membuang seluruh mayat kedalam perigi.
5. Mengangkut seluruh sisa-sisa rakyat di Mizpa sebagai tawanan, pergi menyeberang ke daerah bani Amon.

Bagaimana TUHAN memandang hal itu?

TUHAN mengijinkan Yohanan bin Kareah bersama pasukannya untuk mengejar Ismael. Ketika mereka bertemu, rakyat yang bersama Ismael bergabung dengan Yohanan dan akhirnya bisa membunuh Ismael.

Siapakah Ismael bin Netanya bin Elisama?
Dia adalah keturunan Raja dan perwira tinggi raja.

Sekali lagi, ada manusia yang tidak bisa melihat dengan mata kepala sendiri semua bukti dari TUHAN.

Nubuatan Yeremia tetap dan PASTI terlaksana. Bukti telah nyata dengan kehancuran Yerusalem.

Menutup mata dan tetap tidak mau mendengarkan Allah lalu mencoba dengan kekuatan sendiri adalah keberanian yang bodoh.

Minggu, 29 April 2007

Kepekaan rohani

Bacaan: Yeremia 40:1-16

Ayat 2-3: Kepala pasukan pengawal itu telah mengambil Yeremia dan berkata kepadanya:"TUHAN, Allahmu, telah mengancamkan malapetaka ini atas tempat ini, dan ia telah melaksanakannya. TUHAN telah melakukan apa yang diancamkanNya, oleh karena kamu telah berdosa kepada TUHAN dan tidak mendengarkan suaraNya, sehingga terjadilah hal ini kepada kamu.

Menarik sekali. Ini adalah ucapan Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal Babel. Seorang tentara musuh menyadari bahwa kekalahan Yerusalem adalah karena dosa bangsa itu kepada TUHAN.

Yang diluar Israel mengerti apa maunya TUHAN. Namun yang didalam sendiri kurang mengerti. Aneh luar biasa.

Apa penyebabnya?

Kurangnya kepekaan rohani merespon perkataan Allah.

Pihak musuh peka akan perkataan Allah Israel yang jelas-jelas bukan Allah mereka.

Yeremia juga peka untuk tidak ikut ke pembuangan namun mau menemani rakyat miskin dan lemah ditengah reruntuhan Yerusalem.

Yohanan bin Kareah juga peka akan informasi yang ia dapatkan.
Ia adalah panglima tentara Yehuda yang melarikan diri dan akhirnya kembali ke Yerusalem. Ia memberitahukan Gedalya bin Kareah bahwa Ismael bin Netanya akan membunuhnya. Gedalya bin Kareah ditunjuk raja Babel untuk memimpin negeri itu.

Namun sekali lagi..., ada yang kurang peka.
Gedalya bin Kareah tidak mengacukannya bahkan berkata: "... Sebab yang kau katakan tentang Ismail itu adalah bohong."

Peka. Ini penting sekali!

Kita peka akan pimpinan Tuhan yang diberikan kepada kita melalui orang-orang sekeliling kita. Mungkin itu berupa teguran, kecaman, nasihat, anjuran dan lainnya. Itu bisa jadi merupakan sarana Allah untuk mengingatkan kita.

Bagaimana agar kita peka akan pimpinan Tuhan?

Kembali kepada Tuhan melalui FirmanNya dan dengan pertolongan Roh Kudus. Itu akan memampukan kita untuk peka melihat "tanda-tanda" yang diberikan Allah pada sekeliling kita.

Maukah engkau peka akan panggilanNya?

Sabtu, 28 April 2007

Perlindungan dalam penghancuran

Bacaan: Yeremia 39:15-18

Ayat 18:"tetapi dengan pasti Aku akan meluputkan engkau; engkau tidak akan rebah oleh pedang; nyawamu akan menjadi jarahan bagimu, sebab engkau percaya kepadaKu, demikianlah firman TUHAN.

Itu adalah nubuatan mengenai nasib Ebed-Melekh.

Ebed-Melekh demikian berani membela Yeremia dihadapan Zedekia, tuannya. Allah memperhitungkan hal itu. Ia diluputkan dari kematian dalam penyerbuan dan penghancuran kota Yerusalem oleh Babel.

Allah memperhatikan nyawanya.

"Nyawamu akan menjadi jarahan bagiMu" menggambarkan seorang prajurit perang yang walaupun kalah peang, masih bisa pulang hidu-hidup.

Menarik sekali.

Apakah hidup Ebed-Melekh akan seperti semua?
Tidak.

Apakah hartanya masih banyak didalam istana seperti ketika sebagai sida-sida kerajaan?
Tidak.

Apakah masih bisa menikmati hidup seperti sediakala?
Tidak. Sekali lagi tidak.

Ebed-Melekh ikut menanggung kehancuran Yerusalem.

Allah tidak melepaskan Ebed-Melekh dari kekalahan perang. Tidak dilepaskan dari kehancuran kota Yerusalem.

Kalau begitu apa yang Allah lakukan bagi Ebed-Melekh?

Allah melindunginya didalam kehancuran.

Ini menarik sekali.

Setiap orang yang mengasihi Dia, akan dilindungi oleh Allah. Allah tidak merubah sekitarnya untuk menolong Ebed-Melekh. Allah menolong Ebed-Melekh didalam kesulitan.

Bagaimanakah hidupmu sekarang?

Engkau dalam kondisi berat seperti Ebed-Melekh?

Kesulitan dan penderitaan ada disekelilingmu?

Kematian mengelilingi engkau?

Ingatlah..., TUHAN tidak akan menghilangkan penderitaan dan kesulitan dari kehidupanmu.

Tetapi TUHAN akan menolong engkau didalam penderitaan dan kesulitan tersebut.

TUHAN akan membantu engkau MELEWATI semuanya.

Ini penting sekali.

Jumat, 27 April 2007

Akhir yang tragis

Bacaan: Yeremia 39:1-14

Allah mengikat perjanjian dan leluhur Israel untuk memberkati mereka, asalkan tidak meyimpang ke kanan dan ke kiri. Tapi apa buktinya? Bangsa Israel terus menerus mengingkari perjanjian tersebut. Mereka menyembah illah-illah lain dan mendukakan hati Allah. Mereka melakukan berbagai hal keji dimata Allah.

Hukuman ditetapkan atas perbuatan menyimpang mereka. Yerusalem kota kebanggaan mereka akan dihancurkan oleh bangsa lain. Mereka diminta bertobat.

Bahkan Allah bermurah hati atas hukumanNya. Allah tidak akan membinasakan mereka asal mau mengaku kalah dan tunduk kepada Babel.

Mereka berkali-kali tidak mau mendengarkan Allah melalui peryataan nubuatan Yeremia.

Apa akibatnya? Apakah semua itu akhirnya terjadi?

Ya! Menyedihkan sekali.

1.Pintu gerbang tengah kota Yerusalem berhasil dihancurkan.

2.Melihat itu semua, Zedekia, Raja Yehuda, dengan semua tentara melarikan diri. Mereka meninggalkan kota itu pada waktu malam melalui jalan taman Raja.

3.Orang Kasdim mengejar dan menangkap Zedekia di daratan Yerikho dan membawanya ke Ribla di tanah Hamat.

4.Di hadapan Zedekia, anak-anaknya disembelih satu persatu.

5.Lagi-lagi dihadapan Zedekia, semua pembesar Yehuda di sembelih satu-persatu.

6.Kemudian mata Zedekia dibutakan.

7.Zedekia dibelenggu dengan rantai untuk dibawa ke Babel.

8.Istana raja dan perumahan rakyat dibakar dengan api.

9.Tembok-tembok Yerusalem dirobohkan.

10.Sisa-sisa rakyat yang masih tertinggal di kota itu diangkut ke pembuangan di Babel.

11.Juga para pembelot yang menyeberang ke pihak Babel serta para pekerja tangan semuanya diangkut ke pembuangan Babel.

12.Hanya orang miskin yang ditinggalkan oleh Nebuzaran,kepala pasukan pengawal.

13.Yeremia dibebaskan dari kurungan di pelataran penjagaan dan tinggal bersama rakyat miskin yang tersisa.

Mengerikan bukan?

Saya sulit merenungkan bagaimana perasaan Zedekia melihat dengan mata kepalanya anaknya satu persatu disembelih. Pembesar-pembesarnya di sembelih juga dihadapannya. Matanya dibutakan. Kota dan istananya dihancurkan.

Saya sulit merenungkan juga bagaimana perasaan Zedekia ketika mengingat nubuatan Yeremia tentang semua hal ini namun Zedekia menolak agar bertobat dan berubah.

Saya sulit merenungkan perasaan Yeremia.

Oh..., Tuhan. Saya juga seringkali seperti Zedekia. Terus-menerus dalam berbagai hal melupakan Engkau. Tuhan berikan hambaMu perasaan seperti ketika Zedekia ditaklukkan oleh Babel. Ijinkan hambaMu mempunyai hati yang peka akan perkataanMu dan taat kepadaMu, Amen.

Kamis, 26 April 2007

Gengsi membawa maut

Bacaan: Yeremia 38:14-28

Gengsi memang sering dianggap remeh, namun tanpa kita sadari bisa berakibat fatal dalam hidup. Contohnya Zedekia.

Raja penuh gengsi ini tidak terlalu memikirkan apa inti nubuatan Yeremia dan apa yang harus dilakukannya agar selamat dari malapetaka itu.

Coba kita pelajari apa yang diperbuatnya:
1.Zedekia ingin mendengar sekali lagi nubuatan dari Yeremia. Ia berharap akan ada perubahan dari nubuatan itu. Ia datang khusus ke pintu ketiga pada rumah TUHAN. Ia tidak minta Yeremia datang menemuinya di istana raja. Namun Zedekia yang pergi ke rumah TUHAN.
2.Zedekia bersumpah diam-diam agar tidak ada orang mendengarkan.
3.Zedekia takut kepada orang-orang Yahudi yang menyeberang kepada orang Kasdim, kalau ia menyerah kalah mengikuti saran nabi Yeremia. Dia takut kalau kalah perang akan ditangkap dan diserahkan pada orang-orang ini untuk mempermalukan dan mempermainkannya.
4.Zedekia meminta permbicaraannya dengan Yeremia jangan tersebar. Kalau tidak maka Yeremia akan mati. Berani membunuh demi gengsi?

Semua dengan sembunyi-sembunyi dengan penuh karahasiaan. Zedekia malu kalau ia ternyata menemui Yeremia.

Gengsi ini ternyata harus dibayar mahal. Nasib kehancuran Yehuda menjadi kenyataan yang sangat menyedihkan.

Saya sungguh aneh merenungkan perikop ini.

Kok ada orang yang lebih mementingkan gengsinya dari yang lainnya.

Aneh sekali....

Rabu, 25 April 2007

Ebed-Melekh

Bacaan: Yeremia 38:1-13

Ayat 11: "Ebed-Melekh membawa orang-orang itu dan masuk ke istana raja, ke gudang pakaian di tempat perbendaharaan; dari sana ia mengambil pakaian yang buruk-buruk dan pakaian yang robek-robek, lalu menurunkannya dengan tali kepada Yeremia di perigi itu."

Ketika Yeremia tengah bertentangan dengan raja Zedekia mengenai masa depan Yehuda, ada dua tipe orang yang menyikapi hal tersebut.

Tipe pertama diwakili oleh: Sefaca bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin selemya dan Pasyhur bin Malkia. Mereka tidak henti-hentinya mendengarkan nubuatan nabi Yeremia mengenai nasib kerajaan Yehuda. Mereka adalah pemuka kerajaan Yehuda.

Siapa yang senang mendengar bahwa mereka akan mati karena pedang, kelaparan, penyakit sampar?

Siapa juga yang senang mendengar bahwa kalau mereka mau tetap hidup harus rela menjadi jarahan orang Kasdim?

Siapa yang rela mendengarkan masa depan yang demikian suram?

Tentu tidak ada yang mau.

Yeremia akhirnya dimasukkan kedalam penjara oleh pemuka kerajaan yang tidak suka dengan nubuatannya. Mereka berpihak kepada raja. Mereka mengusulkan agar Yeremia diturunkan kedalam perigi yang berisi lumpur. Raja menyetujui usul mereka. Yeremia akhirnya dikurung.

Adakah ada yang membela Yeremia?

Puji Tuhan, Alkitab menuliskan ya, ada.

Dia adalah Ebed-Melekh.

Ebed-Melekh berarti hamba raja. Itu adalah nama biasa yang dipakai saat itu. Dia adalah hamba Zedekia yang menjadi sida-sida dan berasal dari Etiopia.

Luar biasa..., seorang hamba raja, berasal dari suku asing dan bukan suku Yehuda. Namun berani membela Yeremia yang jelas-jelas bertentangan dengan tuannya, Zedekia.

Siapa Ebed-Melekh ini? Mengapa dia mempunyai keberanian membela Yeremia?

Dia berani membela hidup Yeremia dihadapan tuannya Zedekia agar dibebaskan dari perigi supaya tidak mati.

Dia mengumpulkan orang dan membawa mereka untuk menolong Yeremia.

Dia mengangkat Yeremia keatas dengan bantuan tali dan kain-kain buruk dan jelek sebagai ganjal di ketiak Yeremia.

Puji Tuhan. Untuk menyelamatkan Yeremia, Ebed-Melekh menggunakan pakaian buruk-buruk dan jelek-jelek dari perbendaharaan istana raja. Dia tidak menggunakan pakaian yang kuat dan bagus untuk menyelamatkan Yeremia.

Untuk menyelamatkan Yeremia, Tuhan juga memakai Ebed-Melekh seorang hamba yang lemah dibandingkan para pemuka kerajaan yang kuat dan kaya.

Saudaraku tercinta...,

Apakah engkau sekarang merasa demikian lemah, bodoh dan tidak berarti dihadapan Allah?
Kalau iya, itu artinya Allah sebentar lagi akan memakai engkau sebagai alatNya.

Engkau adalah Ebed-Melekh masa kini. Maukah saudara?

Selasa, 24 April 2007

Kemerdekaan di dalam penjara

Bacaan: Yeremia 37:1-21

Ayat 15-16: "Para pemuka ini menjadi marah kepada Yeremia; mereka memukul dia dan memasukkannya ke dalam rumah tahanan, rumah panitera Yonatan itu; adapun rumah itu telah dibuat mereka menjadi penjara. Demikianlah halnya Yeremia masuk ke dalam ruang cadangan air di bawah tanah itu. Dan lama Yeremia tinggal di sana."

Zedekia ditunjuk Nebukadnezar menjadi raja Yehuda menggantikan Yoyakhin keponakannya. Yoyakhin adalah anak dari Raja Yoyakim.

Zedekia minta petunjuk dari Allah pada Yeremia. Namun sayang, ia hanya ingin mendengar yang menyenangkan hatinya saja.

Zedekia lalu membuat cara untuk menangkap Yeremia. Ketika Yeremia mau keluar dari Yerusalem, maka kepala penjaga "berteriak" bahwa Yeremia mau menyeberang kepada orang Kasdim.

Bagaimana mungkin bisa praduga demikian? Bukankah mereka tahu Yeremia itu nabi Allah? Kenapa berani menangkapnya dengan tuduhan yang tidak jelas? Bahkan para pemuka ikut menjadi marah. Yeremia dipukul dan dimasukkan dalam rumah tahanan.

Apakah Yeremia menjadi jera? Takut? Berubah pikiran? Apakah keberanian dan ketaatan Yeremia bisa ikut terpenjara seperti tubuh atau fisiknya yang terpenjara?

Puji Tuhan. Tubuh boleh terkurung, namun hati nurani, keberanian menyuarakan kebenaran serta semangat untuk tetap setia kepada Allah tidak pernah terpenjara.

Yeremia tetap berkata lantang ketika menghadap Zedekia, ujarnya: "Engkau akan diserahkan ke dalam tangan raja Babel". Yeremia tetap menyatakan kebenaran dari Allah. Ia tidak mau menyenangkan hati Zedekia.

Puji Tuhan, gereja dibangun atas semangat seperti ini.

Ribuan martir gereja berdiri diatas semangat seperti ini.

Apakah kita bagian dari mereka?

Tubuh boleh terkurung, namun iman kepercayaan tidak boleh ikut terpenjara.

Senin, 23 April 2007

Allah menyembunyikan

Bacaan: Yeremia 36:20-32

Ayat 26: Bahkan raja memerintahkan pangeran Yerahmeel, Seraya bin Azriel dan Selemya bin Abdeel untuk menangkap juru tulis Barukh dan nabi Yeremia, tetapi TUHAN menyembunyikan mereka.

Pergilah para pemuka kerajaan Yehuda menghadap raja untuk menyampaikan nubuatan Allah dalam gulungan kitab.

Raja marah mendengar isinya lalu mengoyak-ngoyaknya dengan pisau raut dan dilemparkan kedalam api yang diperapian itu, hingga habis terbakar seluruhnya.

Raja tidak mendengarkan para pemuka kerajaan agar tidak membakar gulungan kitab itu, malah memerintahkan agar menangkap Yeremia dan Barukh.

Raja Yehuda sudah gelap mata, sudah lupa akan perjanjian nenek moyangnya dengan Allah, lupa bagaimana dia harus bersikap dihadapan Allah. Raja Yehuda sudah tidak takut akan Allah lagi. Dia sudah lupa siapa dirinya.

Apa yang terjadi dengan Yeremia dan Barukh? Apakah mereka mati terbunuh?

Allah menyembunyikan!

Kenapa Allah menyembunyikan?

Ada beberapa hal yang harus dilakukan Yeremia dan Barukh:

1. Menuliskan ulang tulisan yang dibakar Raja Yehuda.

2. Menyampaikan nubuatan tambahan mengenai detail nasib raja Yoyakim, yaitu:
- Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk diatas tahta Daud,
- mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas diwaktu siang dan kena dingin diwaktu malam,
- Allah akan menghukum bukan saja Raja Yehuda, bahkan beserta keturunannya.
- Allah bahkan akan mendatangkan segenap malapetaka atas segala penduduk Yerusalem dan atas segenap penduduk Yehuda.

3. Mendampingi bangsa Yehuda dengan menyuarakan pertobatan, agar dalam panjang lebar, tinggi dan dalamNya kasih Allah yang terus bersabar menunggu kembalinya Yehuda, mereka bisa bertobat.

Allah tidak mengijinkan Yeremia dan Barukh terbunuh. Allah menyembunyikan.

Bagaimana dengan hidup kita?

Percayalah, sebagaimana Allah bisa menyembunyikan Yeremia dan Baruh, Allah juga bisa menyelamatkan kita dari segala malapetaka, sesuai dengan rancangan damai sejahtera dan waktu Allah. Karena Allah masih memberikan tugas bagi kita.

Minggu, 22 April 2007

Kesetiaan Barukh

Bacaan: Yeremia 36:1-19

Barukh artinya diberkati, adalah putra Neria dan saudara Seraya (kepala perlengkapan dari raja Zedekia).

Barukh adalah pengikut setia nabi Yeremia yang menjadi saksi dalam jual beli sebidang tanah antara nabi dan keluarganya yang terletak di Anatot.

Barukh berposisi sebagai sekretaris dari nabi Yeremia untuk menuliskan firman Tuhan yang disampaikan oleh Allah kepada Yeremia.

Jadi, apa yang diucapkan langsung dari mulut Yeremia tentang nubuatan Tuhan, itulah yang dituliskan oleh Barukh.

Berat memang posisi Barukh.

Barukh sadar, bahwa nabi Yeremia menyuarakan nubuatan Allah yang akan menghancurkan Yehuda. Barukh juga sadar bahwa raja Yehuda telah menyimpang dari Allah dan tentu tidak senang mendengarkan nubuatan Allah yang disampaikan oleh Yeremia.

Barukh sadar sesadarnya. Ia sadar resiko yang akan ditanggungnya sebagai sekretaris dan pengikut setia Yeremia.

Ketika ada kegiatan di rumah Allah, dimana segenap orang Yehuda yang datang dari kota-kotanya berkumpul untuk berdoa, Barukh diminta untuk menggantikan Yeremia membacakan nubutan Tuhan tersebut. Barukh saat itu sadar resiko yang akan menimpanya.

Namun Barukh bersedia dan taat!

Resiko dimulai. Apa yang diucapkan Barukh dihadapan rakyat mulai tersebar. Mikhaya bin Gemarya bin Safan mendengar, lalu mendiskusikannya kepada pemuka kerajaan Yehuda.

Akhirnya Barukh diperhadapkan kepada pemuka kerajaan Yehuda. Barukh mengatakan sejujur-jujurnya akan tulisan tersebut adalah langsung dari ucapan nabi Yeremia. Barukh tidak takut. Ia tetap jujur menyatakan kebenaran yang ia terima dari Yeremia.

Apa respon para pemuka Yehuda?

Puji Tuhan, mereka tidak menghukum Barukh. Namun memintanya untuk bersembunyi bersama Yeremia, karena mereka akan menyampaikan hal ini kepada Raja Yehuda yang mereka tahu pasti akan marah besar mendapatkan nubuatan ini.

Barukh berani meresikokan diri demi mengikut Yeremia yang ia tahu sungguh setia kepada Allah. Barukh siap menanggung segala resikonya.

Bagaimana dengan kita?

Beranikah kita tetap setia meresikokan diri seperti Barukh demi kebenaran?

Sabtu, 21 April 2007

ANAK YANG HILANG

Sumber bacaan: Lukas 15:1-32.

Ayat 1-2: Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”

Siapakah pemungut cukai dan orang-orang berdosa itu? Yaitu sekumpulan orang yang hidupnya dipandang tidak berkenan dihadapan Allah.
Pemungut cukai adalah pengumpul cukai atau bea demi kepentingan Roma. Para pemungut cukai dari awal cenderung memeras, sehingga citra jelek sangat berkesan bagi mereka. Karena sifat menyeleweng itulah, sehingga mereka menjadi kelompok yang khusus dihina dan dibenci.
Bagi orang Yahudi fanatik, para pemungut cukai adalah najis, karena mereka senantiasa berhubungan dengan kafir (Roma) dan bekerja pada hari sabat.

Adapun orang-orang Farisi adalah golongan minoritas “yang memisahkan diri” dan berusaha mendalami naskah-naskah dan ajaran hukum Taurat sampai kepada hal-hal yang sekecil-kecilnya.
Sedangkan ahli-ahli Taurat adalah ahli dalam mempelajari hukum Musa (Taurat). Mereka memelihara hukum lisan dalam bentuk tulisan dan dengan setia mewariskan kitab-kitab suci Ibrani. Mereka mengharapkan ketaatan para murid melebihi ketaatan yang diberikan kepada orang tua.

Pada perikop diatas, ada 2 kelompok orang yang bersama mendengarkan Yesus:

1.Kelompok mereka yang “terhilang” bagi masyarakat saat itu dan jauh dari rumah Allah, yaitu pemungut cukai dan orang-orang berdosa.

2.Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang “selalu berada” dalam rumah Allah.

Kelompok yang terhilang ini mau kembali kepada Yesus untuk mendengarkan Dia, namun orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang sering di rumah Allah tidak suka dengan tindakan Yesus menerima orang-orang “terhilang” tersebut.
Menarik sekali, yang “terhilang” ternyata kembali pada Yesus, sedangkan yang tidak terhilang ternyata “sesungguhnya terhilang” karena tidak mengerti apa yang Yesus pikirkan.

Bagaimana Yesus menjawab pertanyaan mereka?

Tuhan Yesus memberikan mereka 3 perumpamaan:

1.Perumpanaan domba yang hilang (4-7). Ada seorang yang punya seratus ekor domba, ternyata hilang satu ekor (1%) tentu orang tersebut akan mencarinya. Setelah bertemu hatinya sangat gembira dan berkata kepada sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya: Bersukacita bersamaku sebab dombaku yang hilang sudah kutemukan.
Pesan: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena Sembilan puluh Sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.

2.Perumpamaan dirham yang hilang (8-10). Dirham adalah mata uang utama bangsa Yunani yang berupa koin perak. Harga seekor domba saat itu adalah satu dirham. Ada seorang perempuan yang punya sepuluh dirham, dan kehilangan satu diantaranya (10%). Tidakkah perempuan itu menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat. Setelah ketemu, ia pergi dengan gembira memberitahukan kepada sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya dan berkata: Bersukacita bersamaku sebab dombaku yang hilang sudah kutemukan.
Pesan: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang bertobat.

3.Perumpamaan anak yang hilang (11-24). Ada seorang yang punya dua orang anak. Yang bungsu berkata: berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi harta tersbut, anak yang bungsu mengambilnya dan meninggalkan ayahnya. Dari dua orang anaknya, sang ayah kehilangan satu (50%). Anak bungsu pergi menjual seluruh hartanya dan berfoya-foya diluar negeri hingga habis uangnya. Menderita disana, bahkan makanpun sulit, hingga makan makanan babi. Dalam perenungannya, ia ingin kembali dan bertekat lebih baik jadi budak di rumah ayahnya tapi bisa makan daripada mati kelaparan di luar negeri. Anak bungsu kembali ke rumah ayahnya. Dari jauh ayahnya melihat anak bungsu kembali. Hatinya sangat tergerak melihat pertobatan anak bungsunya. Sebab, anaknya telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapatkan kembali.

Cerita tidak terhenti sampai disini, namun ada baiknya kita merenungkan terlebih dahulu sebelum melanjutkan akan respon anak sulung.

Sampai pertengahan perumpamaan ketiga ini, ternyata ketiganya mempunyai beberapa persamaan:

1.Ada kehilangan pada ketiga perumpamaan tersebut. Bergerak dari kehilangan 1%, kehilangan 10% hingga akhirnya kehilangan 50%.

2.Yang kehilangan sama-sama berharap untuk mendapatkan kembali.

3.Setelah mendapatkan kembali, mereka yang kehilangan ini sangat bersukacita dan memberitahukan kepada sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga. Khusus untuk anak yang hilang, diadakan pesta untuk penyambutan.

4.Ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah atas kembalinya yang hilang. Yang pergi dari rumah bapa sudah pulang kembali.

Prinsip kebenaran yang kita dapatkan?
Allah mencari anak-anakNya yang terhilang dan bersukacita atas kembalinya anak-anakNya.

Bagaimana respon anak sulung (25-32)?

1.Marahlah anak sulung dan tidak mau masuk kedalam rumah.

2.Anak sulung bertanya akan keputusan bapanya, mengapa ia yang sudah kerja keras bersama-sama dengan bapanya tidak pernah diberikan pesta seperti itu.

Anak sulung tidak mengerti pikiran sang ayah. Ia tidak pernah mencintai adiknya dan ia tidak menyambut adiknya pulang. Ia memprotes keputusan ayahnya. Berarti hatinya tidak kembali seperti perasaan ayahnya.

Anak bungsu yang dianggap hilang dari rumah bapa, sudah kembali. Namun yang berada dirumah bersama-sama dengan sang bapa, ternyata tidak mengerti apa pikiran ayahnya yang menjadi kepala di rumah itu. Ini membuktikan anak yang sulung hilang dari pengertian pikiran kebenaran dari ayahnya.

Kita sering tertipu dengan gejala-gejala demikian dalam hidup kita. Kita sering mengganggap yang diluar “rumah bapa” itu terhilang, sedangkan yang didalam tidak. Padahal sesungguhnya bayak yang diluar kembali, sedangkan sesungguhnya yang didalam banyak yang terhilang.

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa kembali kepada Yesus tetapi orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat yang terbiasa di “rumah bapa” malah terhilang dari pengertian pikiran kebenaran dari Yesus.

Siapakah sesungguhnya yang hilang?

Tuhan Yesus, tolonglah hambaMu ini, kembalikanlah pikiran hambamu ini kedalam pikiran kebenaran yang telah engkau wahyukan dalam kitab suci. Supaya ketika hambamu ini merenungkan firmanMu, menafsirkannya serta mempelajarinya, jangan biarkan pikiran hambaMu terhilang dari prinsip kebenaran yang sejati. Jangan jadikan hambaMu ini seperti anak sulung yang terhilang didalam rumah. Biarlah hambaMu ini menjadi seperti anak bungsu yang telah bertobat, mau terus kembali kepada pikiran kebenaran dari Allah. Tolonglah ya Tuhan, Amen.

Pentingnya kesetiaan

Bacaan: Yeremia 35:1-19

Allah mengajarkan suatu prinsip penting kepada Yeremia yaitu kesetiaan.

Pada masa Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, Allah memerintahkan Yeremia ke kaum Rekhab dan membawa mereka ke rumah TUHAN lalu didalam satu kamar memberikan mereka anggur.

Mereka menolaknya. Kenapa?
Sebab leluhur mereka Yonadab bin Rekhab memerintahkan keturunannya agar tidak minum anggur, tidak berkebun anggur, bahkan tinggal sebagai orang asing yang hidup di kemah-kemah diatas tanah.

Mereka begitu menaatinya. Itu hanyalah tradisi, namun begitu taat mengikutinya.

Ini sangat bertolak belakang dengan bangsa Israel dan Yehuda. Allah tidak hanya memberikan perintah lisan seperti leluhur kaum Rekhab.
Allah mengirimkan para imam sebagai penyelenggara upacara, mengirimkan para nabi untuk menegur dan menasehati kalau melanggar Taurat.
Mereka tetap mengabaikan Tuhan dan tidak mau mengikutinya.

Karena itu Allah menyuruh Yeremia untuk berbicara kepada orang Yehuda dan penduduk Yerusalem mengenai kesetiaan ini.

Sesungguhnya Allah akan mendatangkan kepada Yehuda dan kepada segenap penduduk Yerusalem segala malapetaka yang Allah ancamkan kepada mereka.

Tetapi untuk kaum Rekhab, Allah akan membuat kaum keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Allah sepanjang masa.

Kesetiaan kita kepada Allah yang merupakan kunci kesejahteraan dan keselamatan kita yang seharusnya jauh melebihi kesetiaan kita kepada hal-hal lain.

Kesetiaan adalah tanggung-jawab kita. Allah Bapa dan Putra telah mengutus Roh Kudus untuk mendampingi dan menghibur kita.

Terpujilah Allah atas segala rencanaNya, Amen.

Jumat, 20 April 2007

"Pembebasan" Allah

Bacaan: Yeremia 34:8-22

Ayat 17: Sebab itu beginilah firman TUHAN: Kamu ini tidak mendengarkan Aku agar setiap orang memaklumkan pembebasan kepada sesamanya dan kepada saudaranya, maka sesungguhnya, Aku memaklumkan bagimu pembebasan, demikianlah firman TUHAN, untuk diserahkan kepada pedang, penyakit sampar dan kelaparan. Aku akan membuat kamu menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi"

Hari ini kita belajar "pembebasan" Allah dalam arti lain.

Allah adalah Allah yang membebaskan. Kita sering mendengarkan prinsip itu. Itu artinya Allah membebaskan anda dari keterikatan dosa, dan masuk dalam keterikatan Allah. Kebebasan sejati anda terpelihara dalam pagar-pagar, dalam batasan-batasan, dalam ikatan-ikatan hukum dan kasih Allah.

Namun, berhati-hatilah kalau Allah melepaskan pagar, batasan dan ikatan yang Allah tetapkan untuk kita hidup didalamnya. Itu artinya saudara dan saya sedang "dibebaskan" dari pemeliharaan Allah.

Bangsa Yehuda yang telah mendengarkan perintah Allah melalui Yeremia, mulai melakukan pertobatan. Salah satunya adalah dengan membebaskan saudara sebangsa mereka yang menjadi budak karena gagal panen dan lain sebagainya. Pada tahun ke tujuh, sesuai dengan tahun istirahat bagi Allah, maka seluruh bangsa harus membebaskan budak-budak mereka yang adalah saudara sebangsa mereka sendiri.

Setelah dibebaskan, Allah membuat bangsa Babel mundur dari Yehuda. Melihat hal ini, hati mereka kembali memberontak kepada perjanjian yang mereka tetapkan dengan Allah. Mereka kembali memperbudak orang-orang yang telah mereka bebaskan.

Sepertinya mereka mau taat dan kembali ke pagar-pagar ikatan hukum, keadilan dan kasih Allah. Namun akhirnya mereka membongkar kembali ikatan, pagar, batasan dan perjanjian dengan Allah.

Allah marah melihat tingkah laku bangsa Yehuda. Sehingga akhirnya kembali lagi Allah mengganjar mereka dengan keras.

Sekarang Allah ingin melakukan pembebasan bagi bangsa Yehuda dari pemeliharaan Allah dan diserahkan kepada pedang, penyakit sampar dan kelaparan. Allah akan membuat mereka menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi.

Tahukah saudara:

Terikat sejati (terikat dalam dosa) adalah bebas dari ikatan hukum-hukum Allah.

Bebas sejati (bebas dari dosa) adalah terikat dalam pagar-pagar hukum, keadilan dan kasih Allah.

Berhati-hatilah terhadap "pembebasan" Allah ini.

Kamis, 19 April 2007

Akibat menolak Allah

Bacaan: Yeremia 34:1-7

Allah menentukan akhir hidup raja Zedekia.

Melalui perantaraan nabi Yeremia, Allah menyatakan akhir dari kerajaan Yehuda dan nasib raja Zedekia:

1. Allah menyerahkan kota itu kedalam tangan raja Babel, supaya dihanguskan oleh api.
2. Raja Zedekia akan pasti tertangkap dan diserahkan ketangan raja Babel.
3. Raja Zedekia dan raja Babel akan berhadapan muka dengan muka dan berbicara mulut dengan mulut.
4. Raja Zedekia tidak akan mati oleh hukuman pedang.
5. Raja Zedekia akan mati terhormat di pembuangan Babel, tidak seperti tawanan perang, namun sebagai raja yang dihormati.

Menyedihkan sekali. Semenjak dari Saul yang pertama kali menjadi raja, baru pada saat inilah mereka mengalami kekalahan yang memalukan, hingga ditahan menjadi tawanan perang.

Berat mendengar hal tersebut, tetapi Yeremia tetap menyuarakan pernyataan Allah kepada raja Zedekia.

Bagaimana respon raja Zedekia? Bisa menerima, bisa juga menolak keras.

Namun ingatlah, setiap kesalahan dan dosa, harus ditanggung hukumannya. Berani berbuat maka harus berani bertanggung-jawab.

Mengapa Allah mengijinkan kerajaan Yehuda kalah oleh kerajaan Babel?

Mengapa Allah menolak menyelamatkan bangsa Israel?

Bukan Allah yang menolak, namun merekalah yang menolak Allah. Setiap nabi utusan Allah sejak nenek moyang mereka, selalu mereka tolak dan tidak mau mendengarkan.

Kekalahan bangsa Yehuda adalah upah mereka karena tidak mendengarkan dan menolak Allah.

Rabu, 18 April 2007

Raja dan Imam

Bacaan: Yeremia 33:14-26

Ayat 14: "Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda".

Pada masa Yehuda dan Israel, ada dua lembaga kepemimpinan di masyarakat saat itu yang memerintah rakyat. Allah bejanji bahwa melalui kedua keturunan mereka ini,akan ada TUNAS yang menjalankan kedua tugas lembaga kepemimpinan tersebut dengan penuh keadilan dan kesetiaan. Kedua lembaga pemerintahan itu adalah:

1. Kepemimpinan Raja.
Sistem kerajaan dimulai dari Saul, dimana Allah berkenan membuat perjanjianNya dengan Daud (pengganti Daud) bahwa dari keturunannya akan menjadi raja turun temurun di Israel. Waktunya akan datang, melalui keturunan Daud ini akan sempurna pemerintahan kerajaan Israel dan Yehuda. Setelah kerajaan Israel dan Yehuda dihancurkan oleh Babel, mereka akan dibuang. Namun kerajaan mereka akan dipulihkan kembali dengan kepepimpinan seorang Raja yang adil.

2. Kepemimpinan Imam.
Sistem ini dimulai ketika dari duabelas suku, dipilihlah satu suku untuk khusus melayani Allah. Kesebelas suku lain diwajibkan memberikan perpuluhan khusus kepada Allah yang pengelolaannya dilakukan oleh satu suku ini, yaitu Lewi. Setelah Israel dan Yehuda menyembah illah-illah lain, ini menyebabkan imam tidak berfungsi dan tempat ibadah buat Allah terbelengkalai. Maka setelah pembuangan di Babel, Allah akan menjanjikan pemulihan fungsi dan tugas Imam yang pada waktunya akan dituntuskan secara penuh melalui keturunan Lewi.

Pemulihan kedua kepemimpinan ini akan dilakukan pada waktunya dimana Keturunan Daud dan Keturunan Imam Besar ini akan memimpin suatu umat baru.

Siapakah Dia yang dijanjikan oleh Allah itu?

Yesus Kristus.

Dialah yang akan menjadi raja yang sempurna yang memerintah hidup kita dan Dialah yang menjadi Imam Besar yang membawa kita kembali menghadap kepada Allah.

Jalan sudah terbuka, janji Allah pada masa Yeremia sudah dipenuhi.

Maukah engkau menerimaNya?

Selasa, 17 April 2007

Kekuatan pengharapan

Bacaan: Yeremia 33:1-13

Ayat 3: "Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui."

Yeremia terkurung dipelataran penjagaan yang ada di istana raja Yehuda, Zedekia. Dalam kondisi terjepit dan sengsara untuk menjadi jurubicara Allah, memang tidaklah mudah.

Yeremia tetap harus mengatakan apa yang Allah ingin sampaikan kepada raja Yehuda.

Allah akan menghancurkan kota-kota kerajaan Yehuda. Kota-kota akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia. Tempat itu akan menjadi reruntuhan tanpa manusia dan tanpa hewan.

Tetapi Allah kemudian akan memulihkannya lagi, sehigga akan terdengar suara kegirangan dan sukacita suara pengantin perempuan, akan ada lagi padang rumput bagi gembala-gembala yang akan membaringkan kambing dan dombanya.

Apa kekuatan Yeremia?

Pengharapan akan janji-janji Allah. Itu juga yang diharapkan oleh Yeremia kepada rakyat kerajaan Yehuda agar setia dalam janji Allah.

Hukuman memang harus diterima, namun janji akan pengharapan lebih besar lagi dari hukuman.

Dengan mata tertuju kepada janji-janji Allah, maka kesulitan yang kita hadapi sekarang didalam dunia yang penuh dosa ini, tidak akan menjadikan kita gentar.

Kekuatan pengharapan adalah melihat pada janji-janji Allah dan berharap penuh padaNya.

Sudahkah kita?

Senin, 16 April 2007

Kasih dan keadilan

Bacaan: Yeremia 32:16-44

Ayat 18: "Engkaulah yang menunjukkan kasih setiaMu kepada beribu-ribu orang dan yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya yang datang kemudian. Ya Allah yang besar dan perkasa, namaMu adalah Tuhan semesta alam."

Kasih Allah kepada Israel sejak permulaan dinyatakan jelas melalui banyak hal diantaranya:
1. Tanda-tanda dan mujijat-mujijat di tanah Mesir.
2. Membawa Israel keluar dari tanah Mesir dengan tanda-tanda dan mujijat-mujijat.
3. Memberikan negeri yang penuh dengan susu dan madu untuk diduduki.

Keadilan Allah kepada Israel juga dinyatakan jelas dalam hidup bangsa itu, beberapa diantaranya adalah:
1. Israel dan Yehuda menyembah Baal, sehingga Allah menyerahkan negeri itu dengan pedang, kelaparn dan penyakit sampar.
2. Mereka mendirikan bukit-bukit penyembahan untuk Baal, sehingga Allah menyerahkan kota itu bagi orang-orang Kasdim untuk dibakar dan dihanguskan.
3. Mereka menyerahkan anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan mereka kepada Molokh sebagai korban dalam api, sehingga Allah menyerahkan kota mereka kepada Nebukadnezar, raja Babel.

Namun kembali lagi Allah menyatakan kasihNya. Allah yang berinisiatif untuk memulihkan Israel, yaitu:
1. Mengumpulkan mereka kembali yang sudah terserak.
2. Memberikan mereka satu hati dan satu langkah.
3. Mengikat perjanjian kekal dengan mereka.
4. Menaruh takut kepada Allah dalam hati mereka.

Allah adalah Allah yang besar dan perkasa.

Keadilan Allah artinya setiap pelanggaran harus dihukum.

Kasih Allah artinya Allah berinisiatif memulihkan tanpa melihat seberapa besar dosa-dosa manusia yang dikasihiNya.

Allah sudah menuntaskan keadilanNya atas dosa kita dalam diri Yesus Kristus. Sekarang inisiatif kasihNya memilih saudara dan saya yang sesungguhnya tidak layak menerima.

Maukah saudara?

Minggu, 15 April 2007

Percaya dalam susah dan senang

Bacaan: Yeremia 31:1-15

Tentara raja Babel mengepung Yerusalem dalam tahun yang kesepuluh pemerintahan raja Yehuda.

Raja Yehuda bertanya kepada Yeremia bagaimana bisa menang dari raja Babel. Yeremia bernubuat: "Beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku menyerahkan kota ini kedalam tangan raja Babel, supaya ia mendudukinya. Zedekia, raja Yehuda, tidak akan luput dari tangan orang Kasdim, melainkan pasti akan diserahkan ke dalam tangan raja Babel, sehingga ia berbicara dengan dia mulut sama mulut dan melihat dia mata sama mata; Zedekia akan dibawanya ke Babel dan disanalah ia akan tinggal, sampai Aku memperhatikannya, demikianlah Firman TUHAN, apabila kamu berperang dengan orang Kasdim itu, kamu tidak akan beruntung!"

Raja Yehuda marah mendengar hal itu, menangkap Yeremia dan menahannya di pelataran penjagaan.

Yehuda sudah menjauh dari Allah dan harus menganggung resikonya, dia tidak dilindungi Allah lagi. Allah membiarkan Yehuda untuk dikalahkan oleh musuhnya dan akan memulihkannya sesuai dengan waktu Allah.

Yehuda tidak mau percaya itu. Ia tidak mau mengakui bahwa Allah akan membiarkannya kalah dalam perang.

Yeremia menubuatkan pemulihan dari Allah setelah mereka kalah perang dari Babel, ditandai tentang pembelian tanah oleh Yeremia dari sepupunya, Hanameel yang disimpan oleh Barukh sebagai tanda akan jaminan pemulihan Allah pasti digenapi.
Ini juga sekaligus menunjukkan iman Yeremia atas janji Allah tersebut.

Yeremia menunjukkan kepada kita akan imannya yang stabil kepada Allah. Baik dalam kondisi senang maupun kondisi susah, ia tetap setiap kepada Allah.

Bagaimana dengan kita?

Banyak orang kristen saat ini hanya mau dengar Allah untuk hal yang menyenangkan hati, namun telinga tertutup untuk setiap kesulitan yang Allah berikan.

Mau untung, tidak mau rugi.
Mau senang, tidak mau susah.
Mau gembira, tidak mau sedih.
Mau sehat, tidak mau sakit.
Mau terang, tidak mau gelap.

Itu bukanlah iman yang sejati.

Iman adalah percaya dalam susah dan senang.

Sabtu, 14 April 2007

Kebangunan rohani

Bacaan: Yeremia 31:38-40

Ayat 38: "Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa kota itu akan dibangun kembali bagi TUHAN ....."

Sikap bangsa Israel yang menyembah dewa-dewi bahkan hingga ritual-ritual keji yaitu pengorbanan manusia sangat menyedihkan hati Allah. Ini dilakukan diseluruh negeri tersebut.

Oleh sebab itu, janji pemulihan Allah itu berlaku bagi mereka semua. Tentu saja dengan syarat memulihkan kesucian Yerusalem dan bait Allah.

Pemulihan Allah ini ditandai dengan pembersihan bait Allah dari segala penyembah berhala, ditandai dengan pengukuran batas-batas:
1. Dari menara Hanneel sampai Pintu Gerbang Sudut,
2. Lalu ke bukit Garep hingga ke Goa,
3. Bergerak ke tepi sungai Kidron sampai ke sudut Pintu Gerbang Kuda.

Seluruh wilayah ini menjadi kudus bagi Allah.

Pemulihan Allah bersifat menyeluruh, artinya tidak ada satu wilayahpun yang tidak boleh dibersihkan.

Pembersihan ini mengindikasikan perubahan arah penyembahan dari illah-illah kepada Allah yang Sejati.

Ini akan memberikan suasana baru, lingkungan baru dan sikap hidup baru yang ditandai pembersihan sempurna.

Bagaimana dengan kerohanian kita sekarang ini?

Bertobatlah dan kembalilah kepada Allah. Lakukan perbersihan total dari kekeliruan sikap kita selama ini kepada Allah, itu adalah kebangunan rohani.

Kebangunan rohani adalah: pembersihan total bagi Allah.

Jumat, 13 April 2007

Perjanjian Baru

Bacaan: Yeremia 31:31-37

Tahukah saudara bahwa dari seluruh kitab Perjanjian Lama, hanya pada pada ayat 31 inilah tertulis kata "pejanjian baru". Dalam OT ditulis "new covenant" dan dalam NT ditulis "new testament". Kata inilah yang kemudian hari membagi Alkitab dalam dua bagian, yaitu PL dan PB.

Israel dan Yehuda telah berulang kali melalukan pelanggaran terhadap perjanjian mereka dengan Allah. Ini persis sama dengan yang dilakukan nenek moyang mereka yaitu mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.

Perjanjian yang dilanggar oleh mereka itu, membuat Allah tidak lagi memperhitungkan perjanjian lama tersebut, sehingga Allah membuat perjanjian yang baru dengan Israel dan Yehuda.

Isi perjanjian baru ini masih sama dengan perjanjian yang lama, yaitu: "Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku". Sama seperti Allah menaruh benda-benda penerang di alam semesta yang tidak pernah berubah menerangi siang dan malam, juga seperti Allah membuat gelombang lautan yang tidak pernah berhenti bergemuruh, demikian juga perjanjian baru ini tidak akan berhenti.

Kalau begitu, apa bedanya perjanjian lama dan perjanjian baru? Perjanjian lama yaitu ditulisnya hukum taurat pada dua loh batu yang ditaruh pada tangan yang mudah jatuh dan pecah, namun sekarang perjanjian baru dengan menaruh taurat pada hati mereka.

Inilah benih hidup baru yang Allah taruh pada hati setiap orang yang bertobat. Ini menjadikan mereka bisa melakukan taurat dengan setia karena sungguh-sungguh mengenal Allah, pemberi taurat itu.

Bagaimana perjanjian baru itu sekarang bisa kita rasakan?
Melalui kematian Yesus Kristus, anak Allah yang hidup untuk menghapus dosa-dosa kita.
Roh Kudus menjadi "jamian" atau "uang muka" atas perjanjian baru didalam hati kita, supaya benih iman terhadap Yesus Kristus tetap terus bertumbuh.

Terpujilah Allah atas segala rencanaNya bagi hidup kita, Amen.

Kamis, 12 April 2007

Kedaulatan Allah

Sumber: Yeremia 31:23-30

Ayat 28, "Maka seperti tadinya Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam, demikianlah Firman Tuhan".

Ketika Allah menghukum Israel dan Yehuda, itu adalah kedaulatan yang suci dari Allah. Sekarang juga ketika Allah memulihkan Israel dan Yehuda, itu juga berdasarkan kedaulatan Allah yang suci.

Allah berdaulat memulihkan berkat rohani mereka dengan memberikan mereka doa berkat yang merujuk pada doa berkat yang dulu diucapkan imam kepada nenek moyang mereka. Itu berarti terjadi proses pemulihan total seperti sediakala.

Allah berdaulat memulihkan petani dan peternak, sehingga bisa menikmati kembali kesuburan tanah.

Allah juga berdaulat mengubah yang lelah menjadi segar, merana menjadi puas.

Allah sendiri sekarang yang berjaga-jaga atas mereka.

Allah juga yang membangun dan menanam.

Sebagaimana Allah berdaulat untuk mencabut dan merobohkan,meruntuhkan dan membinasakan serta mencelakakan, maka Allah juga berdaulat untuk memulihkan.

Terpujilah Allah, sekarang dan selamanya, Amen.

Rabu, 11 April 2007

Pukulan kasih sayang

Bacaan: Yeremia 31:15-22

Allah menghukum dengan keras Israel sehingga menimbulkan ratap tangis di seluruh negeri. Tangisan itu diungkapan seperti Rahel menangisi anak-anaknya yaitu Yusuf di Utara dan Benyamin di Selatan/Yehuda.

Hati Allah pedih karena pukulan terhadap anak kesayangan dan kesukaanNya. Allah selalu terkenang dan terharu serta tidak dapat tidak untuk mengasihi anak-anakNya.

Dalam kondisi Allah begitu mengasihi dan mencintai Israel, Allah menghajar dengan keras. Hajaran yang menimbulkan kepedihan di hati Allah sendiri.

Apa yang Allah harapkan:

1. Ratapan sungguh-sungguh dari anak-anakNya, teriakan untuk minta kembali, rasa penyesalan dan perkabungan karena menyadari dosa dan kesalahan.

2. Kembalinya si anak yang hilang kepada ayahnya.

3. Mengikuti rambu-rambu jalan dan memperhatikan tanda-tanda jalan untuk pulang yaitu dengan kembali menaati Taurat.

Karena setelah ini semua:

1. Rahel tidak perlu menangis lagi.

2. Menikmati lagi kasih dan pemeliharaan Allah.

Allah begitu mengasihi kita. CintaNya begitu mendalam hingga rela memberikan Yesus Kristus bagi kita. Dalam cinta yang mendalam itulah Allah memukul kita supaya kembali padanya.

Bagi saudara yang sedang mengalami kesusahan karena kelalaian saudara, ingatlah, Allah mengasihi saudara.

Apa yang saudara alami tak lebih adalah pukulan kasih sayang Allah.

Selasa, 10 April 2007

Kasih didalam disiplin

Bacaan: Yeremia 31:1-14

Israel sedang dalam hukuman yang keras dari Allah, namun dalam hukuman yang keras ini Allah menyatakan kasih kekalnya.

Allah mengingatkan Israel bagaimana dulu bangsa itu dikeluarkan dari perbudakan Mesir. Kelak merekapun akan dilepaskan dari pembuangan dan dipulihkan kembali.
Janji pemulihan ini berlaku untuk kedua belas suku, Yehuda dan Israel dipulihkan.

Samaria akan menjadi kota yang subur, mereka akan penuh dengan sorak sorai kegirangan, tidak ada lagi kedukaan karena diganti dengan kegembiraan.

Allah menjaga seperti gembala terhadap dombanya.

Mereka dipenuhkan dengan gandum, anggur, minyak, anak-anak kambing domba dan lembu sapi.

Jiwa para imam akan dipuaskan dengan berkelimpahan.

Mereka akan kenyang dengan kebajikan Allah.

Berita pemulihan dari Allah ditengah-tengah penderitaan, bagaikan setetes air ditengah padang gurun. Sangat berharga dan menyejukkan hati.

Disini kita belajar akan prinsip kasih Allah yang sempurna.

Didalam disiplin, Allah menyatakan kasihnya, karena saat itulah telinga kita mendengar, mata kita tertuju pada Allah.

Dalam disiplin itulah kita mengerti akan dalamnya kasih Allah.

Tahukan saudara Allah begitu benci dosa-dosa saudara, sehingga saudara patut menerima murka Allah?

Tahukan saudara bahwa Allah mengirimkan anakNya untuk menggantikan saudara?

Ingatlah:
Seberapa dalam saudara mengerti akan murka Allah atas dosa, maka sedalam itu jugalah pengertian saudara atas kasih Allah.

Kasih bermakna didalam disiplin

Senin, 09 April 2007

Selaput penutup mata

Bacaan: Lukas 24:13-35


Murid-murid Yesus yang tidak percaya dengan kebangkitanNya, mulai melarikan diri. Dua diantara mereka pergi ke kampung bernama Emaus yang tujuh mil jaraknya dari Yerusalem.

Ditengah jalan mereka ditemui oleh Yesus, namun selaput menutupi mata mereka sehingga tidak mengenal Dia.

Mereka menceritakan ulang akan kejadian tersebut kepada Yesus yang mendengarkan dengan seksama.

Yesus menanggapi perkataan mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu, yang telah dikatakan para Nabi! ....". Yesus menjelaskan kepada mereka apa yang terjadi tentang Dia dari seluruh kitab suci, mulai kitab Musa hingga segala kitab Nabi-Nabi.

Mereka tetap tidak mengerti dan tahu itu Yesus. Selaput tetap menutup mata mereka.

Yesus bermalam dengan mereka lalu memecah-mecahkan roti dan memberkatinya. Ketika mereka memakannya, barulah terbuka selaput itu dan mengetahui Yesus. Mereka percaya sekarang. Hati mereka berkobar-kobar dan penuh semangat menceritakan tentang kebangkitan Yesus kepada murid-murid yang lain.

Menarik sekali,

Bersama-sama dengan Yesus, tidak mengerti.
Diajari langsung oleh Yesus, tidak mengerti.
Bermalam bersama Yesus, juga tidak mengerti.

Saya takut memikirkannya.

Jangan-jangan saya selama ini mempelajari Firman Tuhan, melayani di Gereja dan pesekutuan mahasiswa, tetap tidak mengerti Yesus.

Tuhan Yesus, tolonglah buka selaput penutup mata hambaMu, Amen.

Minggu, 08 April 2007

Hidup yang berubah

Bacaan: Lukas 23:56b-24:12

Paulus berkata: "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kami." (1Kor.15:14).

Setelah Yesus mati dan dikuburkan, maka terkubur jugalah iman dan harapan para murid-murid serta seluruh pengikut Yesus. Mereka menunggu-nunggu reaksi apa yang terjadi di masyarakat.

Apakah saya aman untuk keluar?
Apakah saya nanti akan dikenali dan akhirnya dibunuh juga seperti Yesus?
Bagaimana nasib keluarga besar saya?

Pengikut Yesus dipenuhi dengan kekuatiran.

Tetapi puji Tuhan, ada kabar gembira. Yesus bangkit!

Ini menghebohkan banyak orang saat itu. Ada tiga respon atas kebangkitan Yesus:

1. Wanita-wanita yang percaya akan berita itu. Mereka yang pertama kali mengetahui dan melihat kuburan kosong. Dua orang yang tiba-tiba berdiri di dekat mereka dengan pakaian yang berkilau-kilauan memberitahu bahwa Yesus sudah bangkit.

2. Sepuluh murid Yesus serta orang banyak yang mendapat berita dari para wanita. Namun mereka menganggap itu hanyalah omong kosong.

3. Petrus yang tidak percaya atas berita para wanita, lalu pergi ke kubur dan melihat hanya ada kain kafan disitu. Namun Petrus juga bimbang, ia bertanya dalam hatinya apa kiranya telah terjadi.

Mengapa sepuluh murid serta orang banyak hanya menganggap itu omong kosong? Mengapa Petrus yang sudah ke kubur langsung masih ragu?

Yesus bangkit. Itu adalah sumber pengharapan dan kekuatan mereka.
Tetapi..., kenapa hanya para wanita saja yang percaya?

Sebab, para wanita ingat perkataan Yesus (ayat 8).

Karena itu...., engkau yang lagi gentar, lagi gelisah dan takut dalam hidupmu seperti murid-murid. Pada hari kebangkitan ini, ingatlah perkataan Yesus dan janji-janjiNya.

Hidupmu pasti berubah!

Sabtu, 07 April 2007

Belum terlambat!

Bacaan: Lukas 23:50-56a

Terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali. Itu adalah ungkapan yang sering kita dengar.

Yusuf adalah seorang murid Yesus yang sembunyi-sembunyi (Yohanes 19:38) berasal dari Arimatea, sebuah kota kecil Yahudi di daerah perbukitan Efraim, sekitar 20 mil arah barat laut dari Yerusalem.
Lukas menggambarkannya sebagai orang kaya yang juga baik lagi benar dan tidak setuju dengan keputusan Majelis Besar yang merupakan sutradara di balik drama penyaliban Yesus.
Tetapi Yusuf tidak berani bertindak untuk menyatakan imannya didepan orang banyak.

Yusuf yang juga ikut hadir disana, ia melihat guruNya disiksa, dicemooh, dihina lalu disalibkan hingga darah tercurah keluar. Yusuf melihat itu semua, namun ia hanya berani diam. Tidak berani berkata-kata. Tidak berani membela Yesus secara terang-terangan. Tidak berani ikut mati bagi Yesus.

Kenapa demikian?

Karena sekali lagi..., Yusuf hanyalah murid diam-diam. Seorang baik lagi benar yang tidak berani menyatakan imannya didepan orang banyak.

Saya takut sekali melihat hal ini.

Sekarang Yesus sudah mati, dan teriakan kematianNya mengubahkan iman kepala pasukan dan orang banyak yang menyaksikan proses penyaliban itu. Yusuf juga ikut diubahkan dan sekarang Yusuf mulai berani.

Yusuf bertekad untuk meresikokan dirinya.
Yah..., belum terlambat! Masih ada yang bisa saya lakukan yang terakhir bagi Yesus, begitu pikirnya.

Yusuf memberanikan diri menghadap Pilatus untuk mengubur Yesus. Ini adalah keberanian yang luar biasa. Kemudian mengapani-Nya dengan kain lenan mahal yang merupakan pakaian keharusan bagi para imam (Keluaran 28:39). Terakhir, Yusuf juga memberikan kuburan miliknya yang belum dipakai untuk Yesus. Yusuf ingin memberikan yang terbaik untuk yang terakhir kalinya bagi Yesus.

Belum terlambat..., belum terlambat..., masih ada kesempatan untuk menyatakan cinta saya sebagai seorang murid kepada Yesus, begitu pikir Yusuf.

Saya sedih dan takut merenung perikop ini.

Saya melihat jelas sekali, saya adalah Yusuf. Masih suka sembunyi-sembunyi. Masih takut untuk bersaksi. Masih takut untuk menyatakan cinta saya kepada Tuhan Yesus dihadapan orang banyak.

Tuhan Yesus...., ubahkan saya seperti engkau mengubahkan Yusuf. Belum terlambat untuk bersaksi dan berbuat bagi Engkau.
Pakailah hambaMu ini seturut kehendakMu dan kuatkan hambaMu ini dalam setiap tugas panggilanMu, Amen.

Jumat, 06 April 2007

Teriakan membelah tabir

Bacaan: Lukas 23:33-49

Tahukah saudara apakah tabir bait suci itu?
Tabir bait suci adalah tempat yang membatasi antara tempat suci dan tempat maha suci (Ibrani 9:3,8; 10:19-22). Tabir itu menutupi jalan masuk sehingga setiap orang tidak bisa langsung menghadap Allah. Tidak seorangpun yang boleh menemui Allah kecuali Imam yang dipilih sangat khusus. Artinya kita yang bukan imam, tidak bisa bertemu Allah sampai kapanpun juga.

Dalam periode penyaliban diatas ada 2 kelompok manusia saat itu:

1. Kelompok yang dominan sekali, jumlahnya sangat besar. Mereka ini yang mentertawakan Yesus. Ada yang membuang undi untuk membagi baju Yesus, pemimpin-pemimpin yang mengejek, prajurit-prajurit yang mengolok-olok bahkan seorang penjahat juga ikut menghujat. Mereka adalah gambaran orang-orang yang menolak Yesus.

2. Kelompok kecil yang mengasihi Yesus. Ini jumlahnya sedikit sekali, mungkin hanya beberapa orang saja. Lukas hanya menuliskan perempuan-perempuan yang mengikuti dia dari Galilea yang melihat dari jauh dan seorang penjahat lain yang berada disamping Yesus.

Mereka ini adalah saksi mata saat detik-detik kematian Yesus, yaitu:

1. Gelap meliputi selama 3 jam lamanya.

2. Tabir bait suci terbelah dua.
Bersamaan dengan terbelahnya tabir ini juga terdengar,

3. Teriakan Yesus: "Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaKu".

Itu bukanlah teriakan Yesus diambil nyawaNya, namun teriakan Yesus menyerahkan nyawaNya. Itu adalah teriakan yang berfungsi sekaligus untuk membelah tirai bait suci.

Yesus menyerahkan nyawaNya, sehingga sekarang ada jalan bagi kita untuk "langsung" bertemu dengan Allah. Darah Yesus tercurah dan mati untuk membuat jalan itu bagi kita.

Terbelahnya tabir itu seharusnya membuat kita menyadari siapa diri kita sesungguhnya serta menyadari apa yang telah Yesus lakukan bagi kita.

Kelompok pertama yang merupakan gambaran orang-orang yang menolak Yesus, mulai berubah. Kepala pasukan memuliakan Allah, orang banyak yang datang berkerumun menyesali diri sambil pulang memukul-mukul diri. Bagaimana dengan kita saat ini?

Kematian Yesus sekarang memberikan jalan bagi siapa saja untuk datang kepada Allah, termasuk saudara dan saya.

Maukah saudara?...

Kamis, 05 April 2007

Penginjilan dalam badai kematian

Bacaan: Lukas 23:26-32

Yesus sangatlah lelah. Di Getsemani saja Yesus sudah demikian tegang, apalagi sekarang, dalam proses badai kematian yang siap menjemput ajalNya.

Sebagai seorang penjahat yang divonis mati, Yesus harus mengangkat sendiri salib yang berat hingga ke Golgota.

Murid-murid yang melarikan diri, rakyat banyak yang meminta menyalibkanNya, hinaan dari para prajurit, perjalanan pengadilan yang begitu melelahkan! Yesus menerima pukulan secara fisik dan mental. Ini berlangsung secara marathon atau terus menerus.

Demikian beratnya yang Yesus alami. Ia tidak sanggup lagi mengangkat kayu salib, sehingga Simon dari Kirene ikut membantuNya.

Bagaimana sikap Yesus dalam situasi sulit?

Yesus malah menasehati pengikut yang menangisiNya.

Jangan pikirkan Aku, pikirkanlah nasib dirimu, begitu ucap Yesus.

Karena ada saatnya, malapetaka akan datang menimpa, yang begitu parahnya karena Yerusalem, kota yang mereka tempati akan mengalami kehancuran yang dahsyat.
Berbahagialah perempuan mandul (yang oleh bangsa Israel dianggap terkena kutuk) sebab tidak perlu melihat penderitaan anaknya.
Apa yang akan mereka alami lebih berat dari yang Yesus alami saat ini.

Yesus meminta mereka mempersiapkan hati untuk kesulitan yang akan datang yang akan mereka alami.

Sungguh ajaib!

Yesus yang keletihan, tetap menasehati.
Yesus yang dikhianati, tetap bersaksi.
Yesus yang mau mati, tetap menginjili.

Dalam kondisi terjepit, Yesus tetap melihat peluang.

Oh..., Tuhan Yesus ampuni hambaMu ini. Terlalu sering mengasihani diri. Terlalu sering mengurusi diri sendiri. Terlalu sering mencintai diri.

Terimakasih Tuhan atas teladanMu:
Tetap melakukan penginjilan di dalam badai kematian.

Rabu, 04 April 2007

Suara rakyat bukanlah kebenaran

Bacaan: Lukas 23:13-25

Kalau seseorang berkata kepadamu, apakah engkau percaya itu sebagai suatu kebenaran?
Kalau sejuta orang berkata hal yang sama padamu, apakah engkau sekarang percaya itu adalah kebenaran?

Yesus terbukti tidak bersalah, Pilatus mengetahui itu sebagai suatu kebenaran. Itu sebabnya Pilatus hingga tiga kali menyerukan untuk membebaskan Yesus.

Pertanyaan:
Mengapa Pilatus tidak membebaskan Yesus?

Dari perikop diatas (Lukas 23:13), ada 3 bagian kelompok besar yang menyumbangkan pemikiran mereka untuk dipertimbangkan oleh Pilatus sebagai masukan baginya untuk membuat keputusan:

1. Imam-imam kepala (ring-1).
Kelompok ini malah yang memutar balikkan kebenaran. Mereka ini menjadi panutan bagi pemimpin-pemimpin/tua-tua untuk bertindak. Mereka ini jadi tim inti atau "ring-1" yang menghasut rakyat dan orang banyak. Mereka menuduh Yesus dihadapan Pilatus sebagai Raja dan Yesus menggerakkan (menghasut) massa, karena itu perlu disalibkan. Anehnya, malah mereka setuju supaya Barnabas yang jelas-jelas adalah pemberontak dan pembunuh untuk dibebaskan, bukannya Yesus. Ini sungguh menyedihkan.

2. Pemimpin-pemimpin (ring-2).
Termasuk didalamnya tua-tua (Lukas 22:52,66). Mereka ini yang menjadi pemimpin pada kelompok-kelompok masyarakat. Termasuk juga didalamnya tokoh-tokoh masyarakat. Mereka memberikan suara yang sama: "Salibkan Yesus, bebaskan Barabas". Mereka ini yang menggerakkan massa atau orang banyak.

3. Rakyat, massa atau orang banyak (ring-3).
Termasuk didalamnya kepala-kepala pengawal bait Allah (Lukas 22:52). Termasuk juga dalam kelompok ini pedagang-pedagang di dalam bait suci yang kecewa dengan Yesus. Dalam kerumunan massa, teriakan suara mereka akan sangat terdengar.

Seperti kesedihan bisa menyebar, maka kebencianpun bisa menyebar dan ditularkan. Sehingga rakyat lupa akan siapa Yesus, lupa karyaNya bagi mereka. Maka gabungan ketiga kelompok besar ini menjadi kekuatan dan "kebenaran sejati" yang menutupi kebenaran Allah.

Pilatus takut akan hal itu. Dia juga takut akan terjadi kericuhan kalau tidak mengikuti permintaan gabungan kelompok ini. Pilatus tidak lagi membuat keputusan berdasarkan kebenaran yang adil namun berdasarkan suara rakyat. Pilatus mau cuci tangan.

Pilatus sudah tidak sadar, suara rakyat bukanlah kebenaran.

Selasa, 03 April 2007

Vonis untuk Yesus: Bebas murni

Bacaan: Lukas 23:1-12

Pemimpin-pemimpin Yahudi telah menjatuhkan vonis pada Yesus, namun mereka tidak berwenang untuk melaksanakan keputusan tersebut. Mereka perlu dukungan pemerintah Roma. Karena itu mereka membawa Yesus menghadap pemimpin pemerintahan Roma untuk diadili.

Para imam-imam kepala dan para ahli Taurat dihadapan pemimpin Roma menuduh Yesus dengan tuduhan-tuduhan berat dan dibuat-buat, diantaranya:

1. Yesus tidak membayar pajak pada kaisar. Yang sebenarnya adalah, Yesus berkata: "Kalau begitu berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah"! (Lukas 20:25).

2. Yesus mengatakan dirinya adalah seorang Raja, ini berarti menentang penguasa Romawi. Yesus tidak pernah mengatakan kalimat itu, namun semua murid Yesus dan orang banyaklah yang mengatakan Yesus adalah Raja damai (Lukas 19:37-38 dan Matius 21:9).

3. Yesus menghasut rakyat dengan ajaranNya. Tetapi yang sebenarnya adalah Yesus yang mengoreksi ajaran orang Farisi dan ahli Taurat yang sesat atau bertentangan dengan Firman Allah (Matius 15:1-20).

Tuduhan sudah diberikan, namun bukti-bukti dilapangan tidak menguatkan. Pemimpin Roma juga mengetahui hal itu. Mereka tentu sudah mendengar akan tindakan Yesus selama ini dan perbuatan baik yang dilakukanNya. Pemimpin Roma tidak menemukan kesalahan Yesus.

Ada dua pemimpin Roma yang mengadili Yesus, yaitu:

1. Pemimpin wilayah Yudea: Pilatus.
Hasil persidangan: tidak menemukan kesalahan Yesus sama sekali.

2. Pemimpin wilayah Galilea: Herodes.
Hasil Persidangan: juga tidak menemukan kesalahan Yesus, sehingga mengembalikan Yesus ke Pilatus (Lukas 23:15).

Imam-imam kepala dan para ahli Taurat melihat hal itu. Bukti-bukti menyatakan Yesus tidak bersalah dan putusan pimpinan pengadilan juga menyatakan bahwa Yesus tidak bersalah.

Maka sepatutnya vonis untuk Yesus adalah BEBAS MURNI.

Senin, 02 April 2007

Buta dan tuli sejati

Bacaan: Lukas 22:63-71

Mata dan telinga adalah organ tubuh yang diciptakan Allah untuk memuliakanNya. Namun kalau hati sudah dipenuhi dengan iri dan dengki, maka mata seperti tidak melihat dan telinga tidak mendengar.

Yesus ditangkap dan diadili oleh Imam Besar dihadapan orang banyak. Motivasi mereka bukanlah lagi untuk mencari kebenaran namun hanya untuk mencari kesalahan Yesus sehingga bisa dihukum.

Selama 3.5 pelayanan Yesus, mereka sudah melihat banyak yang dilakukanNya. Orang sakit disembuhkan, buta melihat, tuli mendengar, bisu berbicara, lumpuh berjalan, mati dibangkitkan, ribuan orang kelaparan dipuaskan dan banyak lainnya.
Mereka juga sudah mendengar perkataan-perkataan Yesus. Semuanya benar dan mereferensikan kitab suci mereka: Perjanjian Lama.

Maka ketika Yesus berada didepan mereka untuk diadili, motivasi mereka tidak lagi untuk mendengarkan, sehingga mendapatkan pengertian sejati.
Mereka hanya ingin menghukum Yesus dan mencari alasannya dari setiap ucapan yang keluar dari mulut Yesus.

Yesus adalah Mesias yang mereka tunggu-tunggu dan Anak Allah sejati. Itu terlihat dari mujijat, tindakan serta pengajaran Yesus. Namun mereka tidak percaya!

Lalu, kalau Yesus bukan Anak Allah, siapakah Dia?

Kenapa kelahiranNya begitu menghebohkan Herodes, dan tiga majus dari jauh menyembahNya?
Kenapa anak tukang kayu begitu mahir Alkitab?
Kenapa nabi terakhir Yohanes Pembaptis berkata tidak layak membuka tali kasutNya?
Mengapa bisa punya kuasa ajaib seperti nabi-nabi?
Kenapa tidak ada satupun yang bisa mendapati kesalahan dari seluruh tindakan Yesus?

Kalau Yesus bukan Anak Allah, lalu siapakah Dia?

Melihat tindakan Yesus serta mendengar ucapanNya namun tidak mengerti, itu adalah buta dan tuli sejati.

Minggu, 01 April 2007

Aku mencintaimu

Bacaan: Lukas 22:54-62

Dalam tragedi jalan salib, Petrus yang belum siap secara rohani, mulai mengikuti Yesus. Dengan sisa keberanian, ia meresikokan diri dengan duduk di depan halaman rumah Imam Besar. Petrus sadar ia mungkin akan dikenali oleh orang-orang disitu dan Petrus juga sadar, ia mungkin akan ikut ditahan.
Petrus tahu itu, namun yang Petrus tidak tahu adalah ia tidak siap secara rohani karena tertidur. Ia tidak mengikuti perintah Yesus di Getsemani untuk berdoa.

Benar saja, seorang perempuan mengamati-amatinya. Dimulailah tragedi penyangkalan Petrus terhadap Yesus. Lalu seorang lain juga menanyainya dan satu jam kemudian orang yang lain lagi menanyai hubungannya dengan Yesus.

Apa jawab Petrus? "Bukan, aku tidak mengenal Dia".

Sementara Petrus sedang menyangkal Yesus untuk yang ke tiga kalinya, maka berkokoklah ayam.

Saat ayam berkokok itu, Petrus lupa siapa dirinya.
Petrus lupa perjalanan bersama Yesus 3.5 tahun di padang gurun dan kota, lembah dan bukit, malam siang, hujan panas, lapar dan kenyang.
Lupa gelar yang diberikan Yesus: "Batu Karang" .
Lupa Yesus menyembuhkan ibu mertuanya.
Lupa ketika ia masih jadi penjala ikan, Yesus berkata padanya: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia".
Petrus sudah lupa....
Petrus sudah menyangkal Yesus tiga kali.

Kemudian berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Mata Yesus langsung menangkap wajah Petrus dan mereka bertatapan. Ini adalah pandangan yang belum pernah Petrus rasakan sebelumnya. Pandangan yang merobah total akan pengertian Petrus mengenai Yesus. Pandangan yang tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya.

Lalu teringatlah Petrus akan perkataan Yesus: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku".
Ingatlah Petrus seluruh rangkaian perjalanan dari awal mula perjumpaan hingga saat ini.
Petrus ingat siapa dirinya.
Saat itu juga menangislah Petrus. Ia pergi ke luar, berlari..., berlari... sambil menangis.

Karena Petrus sudah melihat pandangan mata Yesus yang berkata: Aku mencintaimu.